Friday, July 27, 2018

ETIKA SISTEM INFORMASI


ETIKA  SISTEM INFORMASI



Tahap paling tinggi dari pengembangan STI adalah pengelolaan STI itu sendiri yang telah beroperasi. Ada 2 (dua) isu penting tentang pengelolaan STI.
1.    Pertama, pengendalian dan kontrol terhadap STI itu sendiri.
¨  Kontrol yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan STI tidak dapat mencapai tujuannya.
¨  Informasi yang diinginkan dari STI mungkin bisa menjadi tidak akurat.
¨  Kontrol dan pengendalian di sini termasuk di dalamnya isu-isu seputar kemanan STI.
2.    Kedua, etika dan politik informasi yang juga harus diberikan perhatian yang cukup.
¨  Pengelolaan di bidang ini yang dilakukan dengan tidak tepat mungkin akan menurunkan kinerja. Demikian juga dengan pengelolaan politik informasi.
¨  Banyak STI yang secara teknis bagus, tetapi mengalami kegagalan dalam penerapannya karena adanya politik informasi yang menggagalkan STI tersebut.
¨  Salah satu diantaranya adalah adanya resistance to change atau keengganan berubah karena STI yang diterapkan ini akan menurunkan kekuasaan atau kesempatan seseorang yang menyebabkan yang bersangkutan enggan menerima STI yang ada.



Etika dalam Sistem Informasi
Etika merupakan kepercayaan tentang hal yang benar dan salah atau yang baik dan yang tidak. Etika dalam SI dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986), yang mencakup PAPA:
1.    Privasi
2.    Akurasi
3.    Properti
4.    Akses

PRIVASI menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi izin untuk melakukannya
n  Kasus:
¨  Junk mail
¨  Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya
¨  Penjualan data akademis

AKURASI terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang menggangu, merugikan, dan bahkan membahayakan.
n  Kasus:
¨  Terhapusnya nomor keamanan sosial yang dialami oleh Edna Rismeller (Alter, 2002, hal. 292)
¨  Kasus kesalahan pendeteksi misil Amerika Serikat

Perlindungan terhadap hak PROPERTI yang sedang digalakkan saat ini yaitu yang dikenal dengan sebutan HAKI (hak atas kekayaan intelektual).  HAKI biasa diatur melalui hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).


Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya Hak seperti ini mudah untuk didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya plus 70 tahun.
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang lain atau dijual.
Berkaitan dengan dengan kekayaan intelektual, banyak masalah yang belum terpecahkan (Zwass, 1998); Antara lain:
         Pada level bagaimana informasi dapat dianggap sebagai properti?
         Apa yang harus membedakan antara satu produk dengan produk lain?
         Akankah pekerjaan yang dihasilkan oleh komputer memiliki manusia penciptanya? Jika tidak, lalu hak properti apa yang dilindunginya?

Fokus dari masalah AKSES adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi diharapkan malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua pihak.
Sistem informasi yang ada selama ini tampaknya selalu terabaikan atau harus diperbaiki dengan mahal karena pemakaian yang tidak semestinya. Sistem informasi dirasa tidak diterima dengan semestinya oleh pengguna seharusnya. Ada sejumlah penolakan dari orang-orang yang selama ini bekerja dalam proses pengolahan data dalam kaitan implementasi sistem informasi yang ditujukan untuk membantu pekerjaannya.
Penjelasan yang dapat diterima oleh umum berkaitan dengan rule of thumb yang secara informal berdasarkan teori ilmiah sosial ataupun temuan-temuan riset.

Penolakan terhadap Etika SI
Kling mengidentifikasikan enam perspektif teori penolakan, yaitu:
¨  Rasional,
¨  Struktural,
¨  Hubungan Manusia,
¨  Interaksionis,
¨  Politik Organisasi, dan
¨  Politik Kelas.

Pembagian ini berdasarkan berbagai dimensi, seperti pandangan teknologi dan setting sosial. Kemudian perspektif Kling tersebut dikelompokkan lagi dengan cara yang berbeda menjadi tiga teori.
¨  Pertama, penolakan terjadi karena adanya faktor internal, baik dari diri sendiri atau dari dalam kelompok yang bersangkutan.
¨  Kedua, penolakan terjadi karena adanya sebab yang ditimbulkan dari aplikasi atau sistem yang diimplementasikan.
¨  Ketiga, penolakan terjadi karena adanya interaksi antara sistem dan pemakai.

Penerapan dari masing-masing teori memiliki implikasi yang berbeda dari langkah-langkah yang diambil menurut teori yang digunakan. Seorang implementor MSI yang menggunakan teori manusia mengenai resistansi akan mengambil langkah-langkah yang berinti manusia dalam usaha mengatasi resistansi.
Di sisi lain, seorang implementor yang berpegang pada teori sistem akan mengambil langkah-langkah dengan sistem menjadi fokus utama dalam usahanya mengatasi resistansi, seperti merancang sistem dengan sebaik-baiknya, memodifikasi sistem untuk mendukung cara kerja dan cara berpikir pengguna, meningkatkan sisi ergonomis dari sistem, dan lain-lain.

Resistensi Individual
Resistensi individual merupakan rasa penolakan yang dilakukan oleh seorang individu. Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan.
¨  KEBIASAAN.
¨  RASA AMAN
¨  FAKTOR EKONOMI
¨  TAKUT AKAN SESUATU YANG TIDAK DIKETAHUI
¨  PERSEPSI

Resistensi Organisasional
Merupakan rasa penolakan yang dilakukan bukan hanya oleh seorang individu, melainkan sudah menjadi beberapa individu yang memiliki pendapat yang sama.
n  INERSIA STRUKTURAL
¨  Artinya penolakan yang terstrukur. Organisasi, lengkap dengan tujuan, struktur, aturan main, uraian tugas, disiplin, dan lain sebagainya menghasil- kan stabilitas. Jika perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan stabilitas terganggu.
n  FOKUS PERUBAHAN BERDAMPAK LUAS
¨  Perubahan dalam organisasi tidak mungkin terjadi hanya difokuskan pada satu bagian saja karena organisasi merupakan suatu sistem. Jika satu bagian dubah maka bagian lain pun terpengaruh olehnya. Jika manajemen mengubah proses kerja dengan teknologi baru tanpa mengubah struktur organisasinya, maka perubahan sulit berjalan lancar.
n  INERSIA KELOMPOK KERJA
¨  Walau ketika individu mau mengubah perilakunya, norma kelompok punya potensi untuk menghalanginya. Sebagai anggota serikat pekerja, walau sebagai pribadi kita setuju atas suatu perubahan, namun jika perubahan itu tidak sesuai dengan norma serikat kerja, maka dukungan individual menjadi lemah.
n  ANCAMAN TERHADAP KEAKHLIAN
¨  Perubahan dalam pola organisasional bisa mengancam keakhlian kelompok kerja tertentu. Misalnya, penggunaan komputer untuk merancang suatu desain, mengancam kedudukan para juru gambar.
n  ANCAMAN TERHADAP HUBUNGAN KEKUASAAN YANG TELAH MAPAN.
¨  Mengintroduksi sistem pengambilan keputusan partisipatif seringkali bisa dipandang sebagai ancaman kewenangan para penyelia dan manajer tingkat menengah.
n  ANCAMAN TERHADAP ALOKASI SUMBERDAYA
¨  Kelompok-kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya dengan jumlah relatif besar sering melihat perubahan organisasi sebagai ancaman bagi mereka. Apakah perubahan akan mengurangi anggaran atau pegawai kelompok kerjanya?.

Sebuah sistem komputer saja tidak akan mampu menghasilkan perubahan organisasi yang sifatnya radikal. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pula analisa yang mendalam terhadap situasi yang ada untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang akan menunjang ataupun menghambat terjadinya perubahan dan kemudian melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.
Sebagai implikasi dari teori interaksi, sebagian dari rancangan spesifik sistem yang akan diimplementasikan adalah sebuah produk dari relasi/hubungan antara perancang dan pengguna sistem. Ketidakikutsertaan pengguna sistem dalam tahap perancangan dapat sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah MSI
Implikasi yang paling penting dari penggunaan teori interaksi adalah bahwa strategi pengimplementasian dan perancangan sebuah sistem dihasilkan dari diagnosa mendalam terhadap kondisi organisasi dimana sistem tersebut akan digunakan. Untuk dapat mengembangkan sebuah sistem yang tidak mengalami resistansi, atau untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang implementasinya menghadapi resistensi, selain diperlukan analisa teknis terhadap sistem diperlukan juga analisa dari sisi sosial dan politis.

Taktik Mengatasi Penolakan Atas Perubahan
  1. Pendidikan dan Komunikasi.
¨  Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
  1. Partisipasi.
¨  Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil keputusan


  1. Memberikan kemudahan dan dukungan.
¨  Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan.
  1. Negosiasi.
¨  Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka
  1. Manipulasi dan Kooptasi.
¨  Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
  1. Paksaan.
¨  Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

Contoh mengatasi penolakan :
n  mengganti individu yang menolak atau memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyarankan perbaikan sistem dapat mereduksi atau mengeliminasi penolakan
n  melibatkan pengguna sebagai bagian dari analisis




Keamanan Sistem Informasi
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi. Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam: ancaman aktif dan ancaman pasif
n  Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer
n  Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam
Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam (Bodnar dan Hopwood, 1993), yaitu

1.    Pemanipulasian masukan
2.    Penggantian program
3.    Penggantian berkas secara langsung
4.    Pencurian data
5.    Sabotase
6.    Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.

Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan hacking :
¨  Denial of Service
            Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang    sangat banyak terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi      macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada sistem si             pelaku melakukan serangan terhadap sistem.
¨  Sniffer
            Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang         dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut   melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.
¨  Spoofing
            Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuan        untuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang        penting seperti password atau nomor kartu kredit

Pengendalian Sistem Informasi
Untuk menjaga keamanan sistem informasi diperlukan pengendalian terhadap sistem informasi
Kontrol mencakup:
1.        Kontrol administratif
2.        Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem
3.        Kontrol operasi
4.        Proteksi terhadap pusat data secara fisik
5.        Kontrol perangkat keras
6.        Kontrol terhadap akses komputer
7.        Kontrol terhadap akses informasi
8.        Kontrol terhadap perlindungan terakhir
9.        Kontrol aplikasi

Kontrol Administratif
Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam organisasi
Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data
Perekrutan pegawai secara berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan
Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan kontrol kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan.
Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan

Kontrol terhadap Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem
Melibatkan Auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai sistem. Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri

Kontrol Operasi
Tujuan agar sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Termasuk dalam hal ini:

  1. Pembatasan akses terhadap pusat data
  2. Kontrol terhadap personel pengoperasi
  3. Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan)
  4. Kontrol terhadap penyimpan arsip
  5. Pengendalian terhadap virus

Perlindungan Fisik terhadap Pusat Data
Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar. Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS dan mungkin juga penyediaan generator

Kontrol Perangkat Keras
Untuk mengantisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan).
Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk mirroring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data ke dua disk secara paralel.

Kontrol Akses terhadap Sistem Komputer
Setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda. Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password. Penggunaan teknologi yang lebih canggih menggunakan sifat-sifat biologis manusia yang bersifat unik, seperti sidik jari dan retina mata, sebagai kunci untuk mengakses sistem

Kontrol terhadap Akses Informasi
Melakukan pengendalian terhadap akses informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan penggunaan enkripsi.
Kontrol Terhadap Bencana
Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi. Rencana cadangan (backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan selama masa darurat.
Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana pemrosesan akan dikembalikan ke keadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup tanggung jawab masing-masing personil
Rencana pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-komponen dalam rencana pemulihan akan diuji atau disimulasikan

Kontrol Terhadap Perlindungan Terakhir
Untuk melakukan pengendalian terhadap perlindungan terakhir dapat dilakukan dengan banyak cara, seperti dengan membuat rencana pemulihan dari bencana. Cara ini dianggap sebagai cara untuk mengembalikan keadaan bila suatu sistem mengalami bencana, dimana hal tersebut merupakan suatu faktor yang tidak dapat dihindari lagi. Dengan adanya rencana yang matang, maka paling tidak data yang terdapat pada suatu sistem tidak akan hilang bila terjadi bencana. Sehingga proses recovery mungkin dilakukan.
Langkah lainnya adalah dengan mempersiapkan asuransi. Dengan adanya asuransi, maka kontrol terhadap perlindungan terakhir akan menjadi lebih terjamin.

Kontrol Aplikasi
Untuk melakukan kontrol terhadap aplikasi, maka faktor yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengatur masukan (input), keluaran (output), Pemrosesan, Basis data dan Telekomunikasi.
Ada beberapa perangkat yang dapat digunakan seperti metode sistem log, dimana seorang user harus memasukkan username dan password tertentu untuk masuk ke dalam suatu sistem. Hal ini akan menyimpan informasi tentang aktifitas yang dilakukan oleh user. Selain itu juga dapat digunakan firewall, antivirus, dan metode lainnya.





No comments:

Post a Comment